Search This Blog

Tuesday, 2 October 2018

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1.      Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.
2.      Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dulu, seperti jantung, paru dan abdomen
3.      Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir.
4.      Bicara lembut, pegang tangan bayi diatas dadanya atau lainnya.

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir meliputi :
1.                  Pemeriksaan kepala
Cara :
1.      Lakukan inspeksi pada daerah kepala
2.      Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya :
a.       Maulage yaitu tulan tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau tidak
b.      Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyebrangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari
c.       Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang t5engkorak, tidak menyebrangi sutura dan apabila meyeberangi suitura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
d.      Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tampak asimetris, sering diraba menjadi fluktuasi dan edema.
e.       Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

2.                  Pemeriksaan Mata
Cara :
1.                   Lakukan inspeksi daerah mata
2.                   Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti :
a.       Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka.
b.      Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang
c.       Sindrom down, ditemukan epicanthus melebar.
d.      Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea
e.       Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih
3.                  Pemeriksaan Telinga
Cara :
Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejut maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.
4.                  Pemeriksaan Hidung
Cara :
1.      Amati pola pernafasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami  obstruksi jaln napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung, atu ensefalokel yang meninjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menunjukkan gangguan pada paru.
2.      Amati  mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu dipikirkan penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

5.                  Pemeriksaan Mulut
Cara :
1.      Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut
2.      Amati warna, kemampuan refleks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai kecacatan kongenital
3.      Amayi adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi biasanya disebut Monilia albicans
4.      Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen



6.                  Pemeriksaan pada Leher
Cara :
Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, seperti kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain
7.                  Pemeriksaan Dada, Paru, Jantung
Cara :
1.      Lakukan inspeksibentuk dada :
a.       Apabila tidak simetris, kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks paresis diafragma atau hernia diafragmatika
b.      Pernapasan bayi normal pada umumnya dinding dada dan abdomen bergherak secara bersamaan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali/menit, perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing dimna pola pernapasan pada neonatus terutama pada prematur ada henti napas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala.
2.      Lakukan palpasi daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus kordis dengan menentukan posisi jantung
3.      Lakukan auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menilai frekuensi, dan suara napas/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antar 120-160 kali/menit. Suara bising sering ditemukan pada bayi, apabila ada suara bisisng usus pada daerah dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika.




8.                  Pemeriksaan Abdomen
Cara :
1.      Lakukan inspeksi bentuk abdomen. Apabila abdomen membuncit kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut, dan adanya kembung.
2.      Lakukan auskultasi adanya bising usus
3.      Lakukan perabaan hati. Umumnya teraba 2-3 cm dibawah arkus kosta kanan. Limpa teraba di 2-3 cm dibawah arkus kosta kiri
4.      Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungki bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus diantara garis tengah dan tepi perut. Bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm, adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena renalis.

9.                  Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas
Cara :
1.      Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada tidaknya kelainan, seperti : skoliosis, meningokel, spina bifida, dan lain-lain.
2.      Amati pergerakan ekstremitas. Untuk mengetahui adanya kelemahan, kelumpuhan, dan kelainan bentuk jari.
10.              Pemeriksaan Genetalia
Cara :
1.      Lakukan inspeksi pada genetalia wanita, seperti keadaan labia minora, labia mayora, lubang uretra dan lubang vagina
2.      Lakukan inspeksi pada genetalia laki-laki, seperti keadaan penis, ada tidaknya hipospadia (defek dibagian central ujung penis atau defek sepanjang penis), dan epispadia (defek pada dorsum penis)

11.              Pemeriksaan Anus dan Rektum
Cara :
1.      Lakukan inspeksi pada anus dan rektum, untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau posisi anus
2.      Lakukan inspeksi ada tidaknya mekonium (umumnya keluar pada 24 jam) apabila ditemukan dalam waktu 48 jam belum keluar maka kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

12.              Pemeriksaan Kulit
Cara :
1.      Lakukan inspeksi ada tidaknya verniks kaseosa (zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi yang cukup bulan)
2.      Lakukan inspeksi ada tidaknya lanugo (ramb ut halus yang terdapat pada punggung bayi). Lanugo ini jumlahnya lebih banyak pada bayi kurang bulan dari bayi cukup bulan

13.              Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan refleks
Cara pengukuran
Kondisi normal
Kondisi patologis
Berkedip
Sorotkan cahaya ke mata bayi
Dijumpai pada tahun pertama
Jika tidak dijumpai menunjukkan kebutaan
Tanda babinski
Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai sampai umur 2 tahun
Bila penge,bangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun adanya tanda lesi ekstrapiramidal
Merangkak
Letakkan bayi tengkurap diatas permukaan yang rata
Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila diletakkan pada abdomen
Apabila gerakan tidak simetris adanya tanda neurologi
Menari/melangkah
Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang rata
Kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras, dijumpai pada 4-8 minggu pertama
Refleks menetap melebihi 4-8 minggu pertama merupakan keadaan abnormal
Ekstruksi
Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah
Lidah ekstensi kearah luar bila disentuh, dijumpai pada umur 4 bulan
Ekstensi lidah yang persisten adanya sindrom down
Galant`s
Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong
Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi, dijumpai pada usia 4-8 minggu pertama
Tidak adanya refleks menunjukkan lesi medula spinalis transversa
Moro`s
Ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja/tempat tidur
Lengan ekstensi, jari-jari mengembang kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi. Lebih kuat selama 2 bulan menghilang pada umur 3-4 tahun
Refleks yang menetap lebih pada 4 bulan adanya kerusakan otak, respon tidak simetris adanya hemiparesis, fraktur klavikula atau cedera fleksus brachialis, tidak ada respon ekstremitas bawah adanya dislokasi pinggul atau cedera medulla spinalis
Neck Righting
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, coba menarik perhatian bayi dari satu sisi
Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian p-elvis berotasi ke arah dimana bayi diputar, dan dijumpai selama 10 bulan pertama
Tidak ada refleks atau refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan adanya gangguan sistem saraf pusat
Menggenggam (palmar grasp)
letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika relfeks lemah atau tidak ada berikan bayi botol atau dot, karena menghisap akan mengeluarkan refleks
Jari-jari bayi melengkung disekitar jari yang diletakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan
Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis, refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral
Rooting
Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir
Bayi memutar ke arah pipi yang digores refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan tetapi bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur
Tidak adanya refleks meunjukkan adanya gangguan neurologi berat
Kaget (startle)
Bertepuk tangan dengan keras
Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespon terhadap suara yang keras, tangan tetap rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bulan
Tidak adanya refleks menunjukkan adanya gngguan pendengaran
Menghisap
Berikan bayi botol dan dot
Bayi menghisap dengan kuat dalam berespon terhadap stimulasi refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi
Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal
Tonic neck
Putar kepala bayi dengan cepat ke satu sisi
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar. Tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan
Tidak normal bila respon terjadi setiap kepala diputar, jika menetap adanya kerusakan serebral mayor








DAFTAR PUSTAKA
Putra sitiatava rizema. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta: D-MEDIKA
Wahyuni Sari. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC
Hidayat A.Aziz Alimul. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Davies Lorna, Sharon McDonald. 2011. Pemeriksaan Kesehatan Bayi. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment

KESEHATAN JIWA KONSEP DASAR WAHAM

PENGERTIAN Waham adalah keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegency dan l...