Pengertian
Kanker
Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium
bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening
dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker
ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan
awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995). Karsinoma ovarium epithelial
adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab kematian
kelima akibat kanker pada perempuan(CancerNet, 2001). Kanker ovarium berasal
dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel
stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ
lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat
dikatakan sebagai kanker ovarium.
Etiologi
Penyebab
kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1.
Hipotesis incessant ovulation Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada
sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses
penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
2.
Hipotesis androgen Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat
menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Penyebab dari kanker ovarium adalah multifaktor.
Teori pertama menerangkan mengenai trauma
minor yang berlangsung terus menerus selama siklus ovulasi (siklus pengeluaran
telur setiap bulannya), teori kedua menerangkan mengenai pajanan indung telur
terhadap hormon gonadotropin dapat meningkatkan risiko keganasan. Teori ketiga
menerangkan mengenai karsinogen (zat yang dapat merangsang terjadinya
keganasan) dapat berkontak dengan indung telur melalui saluran reproduksi. Ca
mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada wanita..
sebaliknya pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko
mengidap Ca mamae 3-4 kali lipat.
Manifestasi Klinis
Gejala umum bervariasi
dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1.Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dispepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat.
1.Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dispepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat.
Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker
ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah
abdomen disertai keluhan–keluhan:
• Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)
• Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll
• Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri
• Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
• Menstruasi tidak teratur
• Lelah
• Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)
• Nyeri saat berhubungan seksual
• Penurunan berat badan
• Dll.
• Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)
• Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll
• Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri
• Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
• Menstruasi tidak teratur
• Lelah
• Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)
• Nyeri saat berhubungan seksual
• Penurunan berat badan
• Dll.
Sebanyak 60% wanita yang didiagnosis menderita kanker ovarium
sudah memasuki tahap lanjut dari penyakit ini. Pada umumnya tidak didapatkan
gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya samar-samar. Gejala
tersebut termasuk diantaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah,
penurunan berat badan, konstipasi (sembelit), perdarahan menstruasi yang tidak teratur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul
merupakan tanda yang perlu dicurigai.
Deteksi Dini Kanker Ovarium
Semakin
dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan hidup akan semakin
baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai penyaring kanker
ovarium adalah:
1. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker ovarium.
2. Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini rendah.
3. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35ยต/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.
1. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker ovarium.
2. Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini rendah.
3. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35ยต/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.
No comments:
Post a Comment