Search This Blog

Wednesday, 3 October 2018

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) ATAU GAGAL GINJAL KRONIS


Definisi
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible, gangguan funsi ginjal adalah penurunan laju filterasi glomerolus yang dapat di golongkan ringan, sedang, berat.

Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronik merupakan kelanjutan dari beberapa jenis penyakit seperti :
1)      Penyakit jaringan jaringan ginjal kronis seperti glomerulonefritis
2)      Infeksi kronis, misalnya pyelonefritis dan tuberculosis.
3)      Kelainan bawaan seperti kista  ginjal.
4)      Obstruksi ginjal misalnya batu ginjal.
5)      Penyakit vaskuler, seperti nefro sclerosis dan penyaki hypertensi.
6)      Obat – obatan yang dapt merusak  ginjal, misalnya pemberian terapi aminoglikosida dalam jangka panjang.
7)      Penyakit endrokrin misalnya komplikasi diabetes.

Patofisiologi
Ada dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal, pada gagal ginjal kronis. Sudut pandang tradisional mengatakan bahwa semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda – beda dan bagian – bagian spesifik dari nefron yang berkaitan tertentu dapat benar – beenar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi organic pada medulla atau merusak susunan anatomic dari lengkung henle yang  akan menggau proses aliran balik pemekat dan aliran balik penukar pendekatan kedua dikenal dengan dengan  nama hipotesis bricker atau hipotesis nefron yang utuh yang berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit maka semua unit akan hancur namun sisa nefron yang masih utuh akn bekerja normal. Uremia akn hancur bilamana jumlah jumlah nefron sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan  cairan dan elektrolit sudah tidak bias di pertahanka lagi. Hipotesis nefron yang utuh ini paling paling berguna  untuk menjelasakan pola adaptasi funsional pada penyakit ginjal progresif yaitu kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit tubuh kendatipun ada penurunan GFR yang nyata.

Manifestasi Klinis
a) Gastrointestinal: 
     anoreksia nouse, muntah, hematomesis melena.
b) SPP/neurologik:
   lelah malas, insomnia, sakit kepala, kejang, koma, fasikulasi otot, mioklonus, neuropati perifer, perubahan –perilaku.
c) Kardiovaskuler: 
     hipertensi, payah jantung kongesty, perikarditis, myokarditis uremik.
d) Hematologi:
     anemia, diatesis, hemorargik.
e) Endokrin metablik: 
    Hiper/hipoglikemia, hiperlipedemia tipe IV hiperparatiroidisme, disfungsi sex menstruasi, retardaasi pertumbuhan badan.
f) Dermatologi:
     kult kering, gatal – gatal.

Pemeriksaan Penunjang
Kreatinin plasma akan meningkat seiring  dengan penurunan laju filterasi glomerolus, dimulai bila laju kurang dari  60 ml/m, pada gagal gijal terminal konsentrasi kreatinn dibawah 1 m mol/ lt, konsentrasi ureum plama kurang dapa di percaya karma dapat menurun pada diet rendah protein dan meningkat pada diet tinggi protein, kekurangan garam dan keadaan katabolic. Biasanya konsenterasi ureum pada gagal ginjal terminal adalah 20 – 60 mmol/lt.
Terdapat penurunan bikarbonatplasma (15 – 25 mmol/l) penurunan pH dan peningkatan anion gap. Konsenterasi natrium biasanya normal. Namun dapat meningkat atau menurun akibat masukan caoiran inadekuat. Atau kelebihan. Hiperkalemia tanda – tanda gagal ginjal yang berat, kecuali terdapat masukan yang  berlebiha. Asidosis tubular ginjal atau hiperaldosteronisme.
Terdapan peningkatan konsentrasi fosfat plasma dan peningkatan kalsium plasma, kemudian fosfatase alkali meningkat, dapat ditemukan peningkatan parathormon pada hiperparatiroidisme. Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan anemia normositik normokrom dan terdapat sel Burn pada uremia berat. Leukosit dan trombosit masih dalam batas normal. Peeriksaan mikroskopik urine menunjukkan kelainan penykit yang mendasariya. Kreatinin meningkat melebihi laju filterasi glomerous dan turun menjadi kurang dari 5ml/m pada gagal ginjal terminal dapat ditemukan proteinuria 200 – 1000 mg/hr.
Pemeriksaan biokimia lasma untuk mengetahui fungsi gimjal dan gangguan elektrolit. Mikroskopik urine, test serologi untuk mengetahui penyebab glomerolus nefritis dan tes – tes penyaringan sebagai persiapan sebalum dialysis (biasanya hepatitis B dan HIV).
USG ginjal sangat penting untuk mengetahui ukuran ginjal dan penyebab gagal ginjal, misalnya adanya kista atau obstruksi pelvis ginjal. Dapat juga dipakai foto polos abdomen jika ginjal lebih kecil disbanding usia dan besar tubuh pasien lebih cenderung kearah gagal ginjal kronik.


No comments:

Post a Comment

KESEHATAN JIWA KONSEP DASAR WAHAM

PENGERTIAN Waham adalah keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegency dan l...